A Gen dan Alel
Coba kamu perhatikan dirimu dan kedua orang tuamu, mirip siapakah
kamu? Mengapa kamu mirip dengan kedua orang tuamu? Hal ini disebabkan karena
gen-gen yang dimiliki oleh orang tuamu diturunkan atau diwariskan kepadamu.
Setiap sel organisme mengandung materi genetik. Materi genetik
tersebut dikenal sebagai gen yang terdapat dalam kromosom di dalam nukleus. Setelah
mempelajari bab ini, kamu akan mengetahui tentang gen, DNA, dan kromoson, mari ikuti
uraian berikut ini.
1. Pengertian
Gen dan Alel
Gen merupakan unit terkecil materi genetik. Gen terdapat dalam
setiap lokus yang khas pada kromosom. Gen adalah substansi genetik terkecil yang
terdiri atas sepenggal DNA yang menentukan sifat individu melalui pembentukan polipeptida.
Jadi, gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat individu yang diturunkan.
Gen-gen yang ada dalam kromosom tidak memiliki batas- batas yang
jelas. Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam satu deretan
berurutan dan teratur pada benang kromosom.
Di dalam sel tubuh, kromosom biasanya berpasangan. Sepasang kromosom
merupakan homolog sesamanya, artinya keduanya mempunyai bentuk yang sama dan
lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang terdapat pada lokus yang bersesuaian
ini disebut alel.
2. Fungsi
Gen dan Alel
Gen merupakan suatu kesatuan kimia. Sebagai materi hereditas,
gen memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a) Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom.
Zarah adalah zat terkecil dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.
b) Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada
keturunannya.
c) Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
Alel dapat memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk
suatu pekerjaan tertentu. Alel yang mempunyai tugas yang sama disebut alel homozigot.
Sedangkan, alel yang tugasnya berbeda disebut alel heterozigot. Alel yang tugasnya
sama, misalnya gen penentu warna hitam pada gandum yang mempunyai pasangan gen penentu
warna hitam pula. Contoh alel yang tugasnya berlawanan adalah gen penentu warna
hitam pada gandum mempunyai pasangan gen penentu warna putih.
Kegiatan sel dikendalikan oleh gen di dalam inti. Pengendalian
ini dilakukan dengan menyusun materi tertentu yang sesuai dengan pola gen untuk
membentuk suatu rantai asam amino (polipeptida). Polipeptida tersebut
difungsikan menjadi enzim yang akan mengatur reaksi metabolisme dalam sel.
B DNA dan RNA
Persenyawaan antara protein dan asam nukleat disebut
Dari kedua senyawa tersebut, hanya asam nukleat yang dapat
membawa informasi genetik dari induk kepada keturunannya. Jadi, sebenarnya asam
nukleat merupakan materi genetik atau faktor hereditas, meskipun kromosom yang umum
disebut sebagai faktor hereditas. Asam nukleat sebagai materi DNA terdiri atas DNA
(deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleid acid). Untuk mengetahui tentang
DNA dan RNA, mari cermati uraian berikut ini.
1. DNA (Deoxyribonucleic
Acid)
Dari berbagai penelitian mengungkapkan bahwa DNA adalah pembawa
sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik di dalam kromosom. DNA terdapat
di dalam nukleus dan bersama senyawa protein membentuk nukleo protein. Selain di
dalam nukleus, molekul DNA juga terdapat dalam mitokondria, plastid, dan sentriol.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul
DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai polinukleotida
terdiri atas rangkaian nukleotida. Sebuah nukleotida tersusun atas:
a) Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom
karbon atau pentosa)
b) Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima
dari gula)
c) Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama
dari gula)
Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin
dan basa pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan
basa pirimidin terdiri atas sitosin (S) dan timin (T).
Gula dengan basa membentuk ikatan antara C pada gula dengan N
pada basa purin dan N-H pada basa pirimidin. Senyawa yang terbentuk disebut nukleosida
atau deoksiribonukleosida. Nukleosida dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1) Persenyawaan antara gula dengan basa adenin (deoksi
adenosin).
2) Persenyawaan antara gula dengan basa guanin (deoksi
guanosin).
3) Persenyawaan antara gula dengan basa timin (deoksitimidin).
4) Persenyawaan antara gula dengan basa sitosin (deoksisitidin).
Selanjutnya, fosfat membentuk ester dengan nukleosida melalui
pembentukan ikatan C5 pada gula. Ester fosfat -5- nukleosida ini disebut nukleotida.
Ada 4 macam nukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, guanosin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, dan timidin deoksiribonukleotida.
Nukleotida-nukleotida tersebut dapat bergabung membentuk suatu rangkaian yang disebut polinukleotida
. Benang polinukleotida yang saling berpilin
(heliks ganda) membentuk DNA. Untuk lebih mengetahui struktur nukleotida dan polinukleotida
Berdasarkan hasil analisis refraksi sinar X oleh kristal DNA,
James Watson (Amerika) dan Francis Crick (Inggris) pada 1953 menyimpulkan bahwa
struktur molekul DNA berbentuk heliks ganda.
Molekul DNA mempunyai sifat-sifat, antara lain:
1) DNA berbagai organisme mempunyai kandungan
adenin (A) yang sama dengan Timin (T). Perbedaan antara DNA dari spesies yang berlainan
terletak antara kandungan A + T atau G + C.
2) Setiap molekul DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida.
Basa-basa dari kedua rantai tersebut berpasangan dengan aturan adenin berpasangan
dengan Timin dan Guanin berpasangan dengan sitosin. Antara kedua basa yang berpasangan
terbentuk ikatan hidrogen. Adanya ikatan inin memberikan kelenturan pada DNA.
3) DNA merupakan struktur yang aktif melakukan fungsi
biologi.
2. RNA
Pada sel-sel organisme prokariot dan eukariot, selain DNA
terdapat pula asam nukleat lain yang penting, yaitu RNA atau asam ribonukleat. RNA
merupakan seutas benang tunggal yang tersusun molekul gula ribosa, gugus fosfat,
dan asam nitrogen. Basa nitrogen RNA terdiri atas golongan purin (adenin dan guanin)
dan golongan pirimidin (sitosin dan urasil).
RNA dibentuk oleh DNA di dalam nukleus, melalui proses transkripsi
DNA. Hasil transkripsi digunakan RNA untuk sintesis protein dalam sitoplasma sel.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a) RNA duta
(RNA-d) atau m RNA
RNA duta adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam proses penyusunan
asam amino pada rantai polipeptida atau sintesis protein. Disebut RNA duta, karena
molekul ini merupakan penghubung DNA dengan protein dan membawa pesan berupa informasi
genetik dari DNA untuk membentuk protein. Informasi genetik berupa urutan basa
N pada RNA duta yang memesan suatu asam amino yang disebut kodon. Penyusunan rantai
polipeptida tergantung dari urutan kodon pada RNA duta.
Urutan kodon pada RNA-d yang dicetak DNA tergantung pada macam
protein yang akan disintesis.
b) RNA transfer
(RNA-t)
RNA-t mempunyai fungsi menerjemahkan kodon yang terdapat pada
RNA-d menjadi satu jenis asam amino. Kemampuan menerjemahkan ini, disebabkan oleh
adanya anti kodon yang merupakan komplemen dari kodon RNA-d. RNA-t juga berfungsi
mengangkut asam amino ke permukaan ribosom pada saat translasi. Translasi adalah
penerjemahan urutan nukleotida RNA-d menjadi urutan asam amino polipeptida.
c) RNA ribosom
(RNA-r)
RNA-r merupakan RNA terbanyak, sekitar 83% dari RNA yang dikandung
oleh suatu sel. RNA-r berperan dalam sintesis rantai protein sebagai tempat pertemuan
RNA-d dan RNA-t.
RNA dan DNA memiliki perbedaan. Cermati perbedaan- nya pada Tabel
3.1 di bawah ini.
C Kromosom
nukleus terdapat benang-benang halus seperti jala yang dapat
menyerap warna. Benang-benang halus ini disebut kromatin (chromo = warna, dan tin
= badan). Ketika sel akan membelah, benang kromatin menebal dan memendek, lebih
mudah menyerap zat warna sehingga dapat dilihat dengan mikroskop. Benang kromatin
yang menebal dan memendek ini, disebut kromosom.
1. Penggolongan
kromosom
Berdasarkan letak kromosom di dalam tubuh. Kromosom di bagi
menjadi dua macam, yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (kromosom
sex). Di dalam sel tubuh terdapat sepasang kromosom atau diploid (2n). Sepasang
kromosom ini berasal dari induk betina (ovum) dan induk jantan (sperma). Masing-masing
kromosom induk berjumlah n kromosom. Kromosom yang berpasangan tersebut, disebut
kromosom homolog. Kromosom homolog adalah kromosom yang mempunyai struktur yang
sama atau mempunyai lokus-lokus alel yang sama. Dalam sel tubuh manusia terdapat
23 macam kromosom homolog. Jumlah macam kromosom atau satu pasang kromosom haploid
disebut genom.
Satu kromosom terdiri
atas dua bagian, yaitu:
1) sentromer atau kinetokhor. Bagian ini
berbentuk bulat dan tidak mengandung gen. Sentromer berfungsi untuk pergerakan kromosom dari daerah
ekuator ke kutub masing-masing pada waktu pembelahan
2) Lengan merupakan badan kromosom. Di dalam
lengan ini terdapat kromomena (bahan nukleo
protein)
Letak sentromer menjadi ciri khas dari setiap pasangan kromosom.
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
yaitu:
(1) Metasentrik: sentromer terletak di tengah-tengah
kromosom
(2) Submetasentrik: sentromer dekat pada salah satu
ujung kromosom
(3) Aksosentik: sentromer terletak di dekat ujung kromosom
(4) Parasentrik: sentromer terletak di ujung kromosom.
Selain penggolongan kromosom di atas, bentuk kromosom dapat
bermacam-macam yang disebabkan oleh letak sentromer yang bermacam-macam pula.
Contohnya, ada kromosom yang menyerupai huruf L (satu lengan kromosom lebih
panjang dari yang lain), kromosom menyerupai huruf I (sentromer terletak di
ujung kromosom), dan kromosom yang menyerupai huruf V (kromosom mempunyai lengan
sama panjang).
2. Jumlah
Kromosom
Dalam setiap organisme terdapat jumlah kromosom yang bervariasi.
Jumlah kromosom haploid yang terdapat pada berbagai organisme dapat dilihat pada
Tabel 3.2 di bawah ini.
D Sintesis Protein
Protein adalah suatu makromolekul yang disusun oleh berbagai
asam amino. Sedangkan, enzim adalah protein yang mempunyai kemampuan sebagai katalisator
reaksi biokimia dalam proses metabolisme seluler. Berdasarkan hasil penelitian Beadle
dan Tatum (1941), gen mengendalikan proses metabolisme atau kehidupan individu melalui
proses pengendalian enzim. Jadi, perubahan struktur gen dapat menyebabkan perubahan
struktur protein pada tingkat asam amino, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan
dalam proses metabolisme.
Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui
proses transkripsi dan translasi (gen adalah nama fungsional, strukturnya adalah
DNA). Transkripsi adalah proses replikasi DNA untuk membentuk RNA-d. Sedangkan,
translasi adalah proses penerjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA-d
menjadi runtunan asam amino polipeptida. Dalam transkripsi, DNA digunakan sebagai
model untuk sintesis protein. Untuk lebih mengetahui tentang transkripsi dan translasi
dalam sintesis protein, mari cermati uraian berikut ini.
1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses transfer informasi genetik dari ruas
DNA (gen) ke dalam molekul RNA yang dipandu oleh enzim transkriptase sebagai katalisatornya.
Runtunan basa pada utas RNA-d ditentukan oleh runtunan basa yang terdapat pada satu
ruas DNA, dan setiap basa tersebut akan dicari padanan ribonukleotidanya, kemudian
dirangkaikan menjadi rantai RNA-d.
Pembacaan oleh transkriptase dimulai dari tanda awal (promotor)
sampai tanda akhir (terminator). Hanya ruas yang diapit oleh kedua tanda itu yang
akan ditranskripsikan. Gen merupakan pengendali protein sehingga gen harus terdapat
pada ruas di antara promotor dan terminator 2.
Translasi
2 Translasi
Setelah proses transkripsi di dalam inti sel selesai, selanjutnya
RNA-d keluar dari inti untuk menjadi model cetakan dalam penyusunan rangkaian asam
amino pada proses translasi. Informasi genetik yang dibawa oleh RNA-d terdapat pada
runtunan basa yang dikandungnya. Setiap jenis kombinasi 3 basa yang berdampingan
mengandung sandi genetik (kodon) tertentu, yang dapat diterjemahkan menjadi satu
jenis asam amino. Dalam satu rantai RNA-d, hanya bagian tertentu yang menjadi pola
cetakan dalam sintesis protein, yaitu ruas yang diapit oleh kodon awal (AUG) dan
kodon akhir (UAA, UAG, UGA)
Setelah RNA-d sampai di ribosom, RNA-t mulai mengangkut asam
amino ke dalam kompleks translasi (ribosom), serta membaca sandi-sandi (kodon) RNA-d.
Selanjutnya, asam-asam amino yang dibawa oleh RNA-t dirangkai menjadi polipeptida.
Kemampuan RNA-t menjalan- kan tugas tersebut, disebabkan karena adanya simpul anti
kodon dan kemampuan satu kompleks dengan asam amino yang disebut aminoasil-t RNA.
Proses penerjemahan rangkaian
kodon-kodon RNA-d menjadi rangkaian asam amino polipeptida disebut translasi. Untuk
mengetahui proses transkripsi dan translasi dalam sintesis protein, mari cermati
Gambar 3.12 di bawah ini.
E Sandi Genetik
Sandi genetik merupakan hubungan antara asam amino
yang terdapat pada rantai polipeptida dengan rangkaian nukleotida
yang terdapat pada RNA-d. Rangkaian nukleotida dibentuk berdasarkan model DNA pada
ruas gen. Sehingga, sandi genetik dapat diartikan sebagai aturan hubungan antar
gen dengan protein.
Pada asam nukleat DNA atau RNA-d terdapat 4 jenis nukleotida
(basa) yang menyusun rantainya. Pada polipeptida dikenal 20 jenis asam amino penyusunnya.
Dengan adanya
20 jenis asam amino tersebut, harus ada aturan yang dapat menjamin
pengendalian gen dalam pembentukan protein, selalu bersifat khas (satu gen hanya
menyandikan satu jenis protein). Untuk menjamin kekhasan tersebut harus banyak faktor
pengendali (kodon), sekurang-kurangnya sama dengan yang dikendalikan (asam
amino). Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya satu kodon mengendalikan lebih dari
satu asam amino. Berdasarkan persyaratan ini, tidak mungkin satu asam amino dikendalikan
hanya oleh satu nukleotida, karena keempat nukleotida yang ada tidak akan mencukupi
untuk mengendalikan 20 asam amino. Sistem penyandian seharusnya didasarkan pada
kombinasi dari nukleotida yang ada. Yang paling mungkin adalah setiap kodon merupakan
kombinasi
3 nukleotida DNA sehingga akan diperoleh 64 kodon yang akan
mencukupi untuk mengendalikan 20 asam amino.
Enam puluh empat kodon ini berfungsi menyandikan asam amino,
tetapi akan ada kodon-kodon yang menyandikan satu jenis asam amino yang sama. Jadi,
ada 3 kodon, yaitu UAA, UAG, dan UGA yang menjadi kodon akhir dan AUG yang menjadi
kodon awal, keempat kodon ini tidak menyandikan asam amino. Sebagian besar asam
amino dikendalikan lebih dari 1 kodon. Berbagai kodon yang menyandikan 1 jenis asam
amino yang sama disebut kodon sinonim. Kodon-kodon diketahui tidak bertumpang tindih
dan terletak berdampingan tanpa penyelang. Jadi, pembentukan asam amino akan dilakukan
oleh rangkaian kodon RNA-d dimulai dari kodon dan diakhiri oleh salah satu kodon
akhir.
Konsep sandi genetik ditemukan berkat keberhasilan peneliti mengembangkan
sintesis protein dan asam nukleat secara in vitro. Untuk mengetahui kode genetik
ini, mari perhatikan
Dalam sintesis protein dapat terjadi kesalahan dalam menerjemahkan
kode-kode yang diterima dari DNA. Jika terjadi kesalahan penerjemahan, akibatnya
protein yang disusun juga keliru sehingga enzim yang dihasilkan juga salah. Jika
hal ini terjadi, maka metabolisme akan terganggu. Misalnya, kodon GAA yang seharusnya
diterjemahkan menjadi asam glutamat, tetapi oleh RNA-t dibaca GUA yang diterjemahkan
menjadi valin, atau dibaca AAA yang diterjemahkan menjadi lisin. Hal ini, menyebabkan
polipeptida yang dihasilkan tidak sesuai dengan perintah DNA.
sumber : http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.co.id/2013/09/bab-materi-genetik-lengkap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar